Pada abad ke 16 ada peristiwa Ki Ageng Pamenahan dan Ki Ageng Giring, ketika itu Ki Ageng Giring sedang berdagang mendapat bisikan gaib yang mengatakan “Barang siapa meminum air kelapa ijo niscaya anak keturunanya akan menjadi raja-raja di Jawaâ€. Namun Ki Ageng Giring tidak meminumnya karena tidak merasa haus. Beliaupun membawa air kelapa ijo tersebut kemudian diletakkan di rumahnya. Alangkah terkejutnya ketika menjumpai Ki Ageng Pamenahan yang sedang meminum air kelapa ijo tersebut sampai habis. Ki Ageng Giring sontak mengatakan kelak ana cucunya akan menjadi raja di Jawa. Hal tersebut benar terjadi Ketika sekitar tahun 1600, anak Ki Ageng yang bernama Sutawijaya menjadi raja Mataram bergelar Panembahan Senopati.
Ki Ageng Giring melakukan pengembaraan dikarenakan usianya yang sudah renta dan kesehatan mulai menurun Ki Ageng Giring berpesan kepada pengikutnya “Kalau dirinya meninggal jasadnya disucikan dengan air sumur beji, jasadku di bawa ke arah timur kalau terasa berat berhentilahâ€. Diceritakan tandu yang dipakai membawa jenazah Ki Ageng Giring terasa berat akhirnya di letakkan di atas tanah, namun tiba-tiba tanah ambles. Karena khawatir tanahnya longsor pengikutnya berusaha menyelamatkan jenazah Ki Ageng Giring tetapi kerandanya tidak mampu diangkat. Ketika berhasil di angkat di bukalah keranda tersebut betapa terkejutnya karena kerandanya kosong jasad Ki Ageng Giring menghilang entah kemana, karena bingung mereka bersepakat menguburkan kerandanya di puncak Gunung Waluh kemudian melanjutkan perjalanan. Atas kejadian tersebut maka dinamakan Gunung Girilangan. Giri berarti Gunung Langan adalah ilang.
Setelah Ki Ageng Giring wafat, Panembahan Senopati mengutus panglima perangnya yaitu Udakusuma alias Hasan Besari alias Ki Ageng Gumelem untuk menjaga makam Ki Ageng Giring sekaligus menjadi demang disana. Menurut cerita, ada Raja yang ingin menumpas penjahat di Kerajaan Surakarta. Raja itu mendengar ada seseorang sesepuh sakti dari Barat bernama Hasan Besari atau Ki Ageng Gumelem. Raja itu menyuruh Ki Ageng Gumelem mencari pusaka dan Ki Ageng menyanggupinya. Kemudian Ki Ageng Gumelem meditasi dalam meditasinya Ki Ageng Gumelem mandapat 2 pusaka yaitu ganjur atau bendera dan tombak. Karena jasanya dalam menumpas penjahat Raja memberi imbalan yaitu tanah perdikan Gumelem dan sebagai demang Gumelem dengan julukan Ki Ageng Gumelem.
Makam Ki Ageng Giring adalah petilasan karena makamnya bukan terletak disitu melainkan hanya kerandanya. Letaknya di Desa Gumelem dari balai desa Gumelem Wetan lurus ada pertigaan belok kanan lurus sekitar 30 meter pertigaan belok kiri lurus kurang lebih 200 meter kiri jalan ada gapura Pesareyan Ki Ageng Giring.
Setiap hari senin dan kamis ramai di kunjungi peziarah yang ingin berziarah dan mujahadah kemudian ada tumpengan makan bersama. Di tempat tersebut ada makam Ki Ageng Gumelem. Makam Ki AGeng Giring dari makam Ki Ageng Gumelem masih naik ke atas karena jalan menuju makam bebatuan dan naik ke atas. Setiap menjelang bulan Ramadhan diadakan nyadranan yaitu kegiatan pelstarian makam bersih-bersih makam nantinya ada tumpengan makan bersama di hadiri oleh peziarah di berbagai daerah.
Makam Ki Ageng Gumelem berlokasi Desa Gumelem Wetan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara. Memiliki Luas Bangunan 640 m2 dan berada pada lahan areal seluas 9000 m2. (Wahyu & Mahasiswa PPL UIN. Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto)
Narasumber : Jeri (Juru Kunci Makam Ki Ageng Giring & Ki Ageng Gumelem)




Nama : Rubijanto
Tmpt tgl lhr :
Desa Mertasari,
Kelurahan Kemranggon,
Kecamatan Susukan,
Kabupaten Banjarnegara.
HP/WA : 08111811689
Email : rubijanto1952@gmail.com
Di tempat tersebut ada makam Ki Ageng Gumelem. Makam Ki AGeng Giring dari makam Ki Ageng Gumelem masih naik ke atas karena jalan menuju makam bebatuan dan naik ke atas.
—-
Ketika saya berumur 5 th, saya mendapat cerita/dongeng dari Ayah saya, bhw Ayah saya berasal dari Gumelem & Penarusan.
Betul sekali. Terima kasih atas informasi dan pengalamannya.
Yth. Admin Bidang Pemasaran.
Bila diperkenankan saya akan tulis cerita terkait desa Gumelem yg ternyata adalah merupakan daerah Kampung Halaman saya.
Saya lahir di desa Mertasari, Kelurahan Kemranggon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara.
Sejak lahir th 1952 s/d saya Lulus SR (Sekolah Rakyat) th 1963 saya balita, anak2 tinggal di kampung terpencil.
11 tahun kemudian saya pindah kekota Purbalingga masuk SMP Negeri 1 lokasi di Alun2 Selatan Purbalingga.
Saya dapat 6 bulan di Purbalingga kemudian saya menyusul orang tua di Jakarta.
Cerita bersambung masih panjang dan mungkin cukup menarik.
Terima kasih, salam sehat.
RUBIJANTO
Yth. Admin Bidang Pemasaran.
Bila diperkenankan saya akan tulis cerita terkait desa Gumelem yg ternyata adalah merupakan daerah Kampung Halaman saya.
Saya lahir di desa Mertasari, Kelurahan Kemranggon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara.
Sejak lahir th 1952 s/d saya Lulus SR (Sekolah Rakyat) th 1963 saya balita, anak2 tinggal di kampung terpencil.
11 tahun kemudian saya pindah kekota Purbalingga masuk SMP Negeri 1 lokasi di Alun2 Selatan Purbalingga.
Saya dapat 6 bulan di Purbalingga kemudian saya menyusul orang tua di Jakarta.
Cerita bersambung masih panjang dan mungkin cukup menarik.
Terima kasih, salam sehat.
RUBIJANTO