Makam Sunan Antasangin

November 14, 2022

Di Dusun Ndagansari, Desa Pagedongan, Kecamatan Pagedongan terdapat sebuah makam kuno, dimana di kompleks tersebut dimakamkan seorang wali bernama Sunan Antasangin. Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, Sunan Antasangin merupakan utusan Raden Patah untuk menyebarkan islam di wilayah Banjarnegara. Konon, Dusun Ndagansari menurut warga setempat merupakan wilayah yang angker, sehingga diutuslah Sunan Antasangin dan Sunan Giri Kencana.

Pada awalnya, terdapat perlawanan dari Joko Wenang, tokoh lokal dari dukuh tersebut. Konon Joko Wenang sempat mengajak adu kanuragan dengan Sunan Antasangin. Akan tetapi, dapat ditaklukan Sunan Antasangin. Sejak itulah, Joko Wenang mengakui kekalahanya serta bersedia menjadi murid Sunan Antasangin. Oleh karena itu, Joko Wenang dimakamkan tepat di depan makam Sunan Antasangin untuk memberi kesan menjaga dan mengabdi kepada gurunya.

Sampai saat ini, lokasi Makam Sunan Antasangin dipercaya masyarakat sebagai tempat mencapai kejayaan, pangkat, dan jabatan. Kompleks makam tersebut dibangun pada masa Bupati Soemitro Kolopaking. Makam Sunan Antasangin berada dekat Madrasah Ibtidaiyah. Jalan menuju ke makam melewati makam umum, kemudian ada dua pohon besar depan makam yang dipercaya merupakan gerbang menuju alam lain. Setelah pohon, masuk ke dalam gerbang terdapat dua bangunan yang di dalamnya ada makam Sunan Giri Kencana dan Sunan Antasangin. Sunan Giri Kencana merupakan teman seperjuangan Sunan Antasangin.

Setiap malam Jumat, makam ramai peziarah untuk datang ke makam dan mayoritas berziarah ke makam Sunan Antasangin karena merupakan sesepuh dari semua orang yang dimakamkan di pemakaman tersebut. Selain makam Sunan Antasangin, di kompleks ini terdapat makam lain yaitu makam Sunan Giri Kencana yang terletak di sebelah persis makam Sunan Antasangin, Pangeran Geseng, Joko Wenang dll. Di luar kompleks ada makam Maskumambang, Jogo Roso, dan Mangkunegara.

Komplek makam Sunan Antasangin memiliki keunikan, dimana sebelum masuk komplek makam, pengunjung diharuskan melepas alas kaki. Selain itu, di makam Sunan Antasangin, terdapat mitos pantangan yakni tidak boleh memakai blangkon. Hal tersebut karena peziarah tidak boleh menyamai Sunan Antasangin selama hidupnya memakai blangkon. Di samping itu, dalam kepercayaan yang beredar di masyarakat kala itu, tidak boleh ada warga yang bernama Sudi karena nama tersebut adalah nama asli Joko Wenang. Sunan Antasangin pernah berujar siapa yang memanggil Joko Wenang dengan nama Sudi, dia akan celaka. Karena sebelum menjadi murid Sunan Antasangin, Joko Wenang adalah orang yang jahat dan semena-mena terhadap warganya. (Wahyu & Rio/Risma/Dimas/Zainab/Yahya: Mahasiswa PPL UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto).

Narasumber: Ahmad (Juru Kunci Makam Sunan Antasangin)

[supsystic-social-sharing id='1']

Berita Terkait……

Candi Arjuna

Candi Arjuna

Candi Arjuna            Candi Arjuna adalah sebuah bangunan candi Hindu yang terletak di Dataran Tinggi...

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *