Ujungan adalah tradisi berupa tarian pukul-memukul yang ada di Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur yang dikenal sejak tahun 1960. Tradisi ini dilakukan dengan cara mengadu dua orang dan mereka harus saling memukul satu sama lain dengan sebuah rotan diiringi musik gamelan. Dalam melakukan tradisi ini, para penari tidak boleh menggunakan kemarahan dan kebencian. Para penari memukul orang lain diselingi canda tawa, sehingga tercipta kekompakan di masyarakat.
Di Desa Gumelem baik wetan maupun kulon, Kecamatan Susukan, Tradisi Ujungan biasanya diselenggarakan pada saat musim kemarau panjang. Pada musim itu lah petani sangat membutuhkan air untuk mengairi sawah dan juga untuk memberi minum binatang ternak mereka, seperti sapi, kerbau, kambing, dan lain-lain.
Melalui ritual ini, para lelaki terpilih saling memamerkan kekuatan “atosing balung, wuleding kulit†(kerasnya tulang, kuatnya kulit) yang dipadu dengan tindakan estetis. Sekilas memang terkesan cukup keras, menggunakan sebatang rotan untuk memukul lawannya pada bagian paha ke bawah. Para pemain Unjungan juga harus memperbanyak pukulan kepada lawannya hingga mengeluarkan darah karena semakin banyak darah yang keluar dari tubuh akibat pukulan, maka hal tersbut akan semakin mempercepat datangnya hujan.
Namun dibalik kerasnya pelaksanaaan ritual tersebut, sebenarnya ritual Ujungan memiliki tujuan yang sangat luhur bagi kontinuitas kehidupan dunia. Bahwa air adalah sebagai sumber kehidupan. Dalam pementasan karya kali ini, ditampilkan tari Ujungan yang dipadukan dengan tarian Lengger serta batik gumelem.




0 Komentar